Friday, April 1, 2011

AYUNI

Langkah kecil itu bergegas menuju sekolah yang terletak tak jauh dari rumahnya. Tak dipedulikannya orang-orang yang lalu lalang di jalan itu. Kesibukan pagi tak mengusik pikirannya, yang ada hanyalah keinginan untuk segera sampai sebelum lonceng masuk berbunyi.

Gerbang sekolah yang selalu bisu menyambutnya setiap pagi. Sekilas dilihatnya seorang ibu yang sedang mencium hangat anaknya. Tak ada perubahan ekspresi diwajah kecil itu. Segera berlalu menuju kelasnya. Keributan yang mewarnai kelas menjadi semangat tersendiri untuk melewati hari-harinya.

Ayuni… entah siapa yang memberi nama itu, Ayah atau Ibunya ? Mungkin dia pun tak pernah menanyakan itu. Terlalu banyak hal yang harus dimengertinya di usia yang baru menginjak 6 tahun. Terlalu banyak sampai ia tak mampu menanyakan apa-apa. Terlalu banyak untuk usianya.

Dari begitu banyak kesedihan hidupnya, Tuhan memberi kelebihan yang membuat ia menonjol diantara teman-teman sekelasnya. Satu-satunya siswa yang begitu lancar membaca dan berhitung, hingga pujian selalu diberikan oleh gurunya yang terkenal begitu galak. Anugerah kah itu ? Mungkin Ayuni pun tak pernah tahu atau tak peduli. Yang ia tahu, jika ia belajar dengan rajin, maka ia bisa membaca dan berhitung dengan baik. Yang ia tahu, ia senang mendengar gurunya memujinya. Sesuatu yang sangat jarang diperolehnya di rumah. Bukan karena tak ada yang mau memuji, namun siapa yang akan menujinya ??

Ayuni.. entah siapa yang memberi nama itu, Ayah atau Ibunya ? Terlalu banyak kesedihan hingga ia tak pernah sempat bertanya soal itu. Diam-diam setiap malam dilaluinya sambil menangis meski ia tak tahu kenapa ia menangis ?? Ketika ia sadar terlalu banyak menangis, segera ia berhenti karena tidak mau matanya bengkak keeesokan hari.

Ayuni.. entah siapa yang memberi nama itu, Ayah atau Ibunya ? Terlalu banyak pertanyaan hingga ia tak sempat bertanya. Ayuni ingin selalu mengerti dan ingin selalu menerima karena di usianya yang baru 6 tahun, dia tak memiliki kemampuan untuk bertanya : Mengapa ? Kenapa harus aku ? Apa salahku ? Yang ia tahu hanyalah.. Ia ada di dunia ini dan harus melalui semua ini.

Ayuni… entah siapa yang memberi nama itu, Ayah atau Ibunya ? Terlalu banyak pertanyaan untuk usianya yang baru 6 tahun. Terlalu banyak untuk dijawab. Namun ia tetap bisa melalui hari-harinya, ternyata air mata memberi kekuatan pada batinnya untuk mengerti dan menerima.

Terlalu banyak makna yang hadir dalam derai itu..

Terlalu banyak untuk diuraikan satu persatu..

(CONTINUED)

(Terinspirasi : Rembulan Tenggelam di Wajahmu “tere-liye”)

No comments: