Showing posts with label SISAKAN SATU BINTANG UNTUK KU. Show all posts
Showing posts with label SISAKAN SATU BINTANG UNTUK KU. Show all posts

Thursday, May 9, 2013

HUJAN... DAN AKU MEMIKIRKANNYA


Hujan... Mungkin akan sama dimanapun dan untuk siapapun.. Tapi mungkin saja berbeda untuk siapapun dan dimanapun.

Hujan… berarti kau akan melihat butiran air yang berlomba-lomba turun dari langit, hawa dingin yang menyergapmu dan kabut yang mengganggu pandanganmu.. Jika kau beruntung, kau akan menemukan pelangi yang indah setelah hujan…
Saat itu yang terlintas dibenak sebagian orang,

Wednesday, August 8, 2012

DAN....

Dan deretan huruf itu begitu saja jatuh dari pangkuanmu. Mungkin kau tak sengaja menjatuhkannya saat jendela itu terbuka dan membiarkan angin dengan leluasa menyapamu.
“Ketidaksengajaan” yang akan membawamu pada banyak hal rumit yang tak mampu kau uraikan, atas dasar apapun dan atas keinginan apapun.  “Ketidaksengajaan” yang tak ingin kau akui sebagai suatu ketidaksengajaan. “Ketidaksengajaan yang ingin kau sebut

Monday, October 17, 2011

SENJA BERSAMAMU

Kutapaki satu persatu anak tangga yang tak beraturan. Biasanya aku mengunjungimu karena aku tau aku harus melakukan itu atau karena aku sudah cukup lama tak mengunjungimu. Tapi kali ini.. aku tak tahu persis mengapa aku datang… Aku hanya ingin datang… Aku merasa perlu untuk datang.

Tempat yang indah, aku selalu berpikir begitu sejak dulu. Meski untuk mencapainya seringkali membuat napasku tersengal-sengal, tapi tempatmu selalu membuat aku melupakan kelelahanku. Begitu indah kan..? Dari tempatmu aku bisa menyaksikan kesibukan kota, rumahku, bahkan langit terlihat begitu dekat dari sini. Dulu ketika aku meyakini bahwa kau tinggal dilangit, aku sering berpikir mungkin aku bisa mengunjungimu sesekali, apalagi ketika aku begitu merindukanmu, yang kulakukan hanyalah memandang langit, aku berusaha keras untuk mencari dimana persisnya kau tinggal…

Thursday, October 13, 2011


BUKAN BERTANYA…….
 “Dalam filsafat ilmu, kebenaran itu relative tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Sesuatu yang benar menurut seseorang belum tentu benar menurut orang lain. Seringkali yang berlaku hanyalah pendapat umum. Ketika banyak orang mengatakan sesuatu itu benar, maka sesuatu itu menjadi benar dan ketika banyak orang mengatakan itu salah maka sesuatu itu menjadi salah”, tak peduli apakah kita setuju atau tidak”. Setidaknya itu yang bisa kusimpulkan dari kuliah hari ini. Lantas dimana letak logika dan perasaan ?

“Kalo mau memahami filsafat dengan baik, harus jadi orang gila dulu.. “ Faridz berkata sambil tertawa lepas.
“Wis.. ra ngerti blas. Males aku kalo ngomongin hal-hal yang aneh gitu” Mba Lenni ikut-ikutan protes.
“Setidaknya kan kita tahu bahwa terhadap suatu hal setiap orang boleh berbeda menanggapinya. Tidak bisa kita paksakan untuk memiliki pendapat yang sama dengan kita. Dan kita juga tidak gampang menyalahkan orang lain, karena salah menurut kita belum tentu menurut mereka salah. Dan benar menurut kita belum tentu benar menurut orang lain” Pak Raden (he..he.. nama benar lho) yang memang paling tua

Friday, October 7, 2011

1 Oktober 2011

Pagi ini dingin, sama dingin dengan pagi-pagi kemarin. Pagi yang slalu berteman hening, bebas dari hiruk pikuk. Menyenangkan dan selalu menghadirkan semangat membuka pintu hari. 
Dingin itu begitu menusuk, hingga selimut dan kaos kaki ku tak sanggup menahannya. Ku hela napas panjang… Aku butuh waktu untuk terbiasa dengan semua ini dan dengan semua yang telah kulewati, aku begitu yakin akan mampu melewati semua.
Terbangun setiap jam 4 pagi menyadarkan aku bahwa ritme otakku masih membawaku pada kebiasaan lama, bukankah dibagian lain bumi saat ini sudah jam 5 pagi ??? Saat aku terbiasa bangun dan memulai semua kesibukanku. Memulai hariku hingga malam mengakhirinya. Hari-hari itu mungkin terlihat melelahkan. Terkadang aku bahkan ingin berhenti dari semua itu.

Sunday, September 11, 2011

SATU KATA

Susahnya… baru kali ini aku butuh waktu lebih dari sebulan hanya untuk menyampaikan satu kata. Padahal untuk pekerjaanku, aku bahkan bisa berjam-jam menyampaikan banyak kata. Satu kata… yang begitu ingin kusampaikan namun begitu tak pantas untuk kusampaikan (setidaknya itu menurut aku).

Mungkin satu kata itu tak akan begitu sulit kusampaikan jika aku tahu apa yang akan terjadi setelah satu kata itu kusampaikan.. Atau tak begitu sulit disampaikan jika aku tahu satu kata itu penting bagi yang menerimanya…

Namun sayangnya.. aku sangat tahu.. satu kata itu tak pernah penting untuk kusampaikan.. satu kata itu tak akan berarti apa-apa untuk kusampaikan..

Dengan begitu seharusnya aku tahu.. aku tak perlu menyampaikan satu kata itu… lebih penting bagiku untuk menghapus keinginan untuk menyampaikan satu kata itu..

Tapi aku ga bisa… Satu kata… Cuma satu kata… begitu penting untuk ku.. satu kata yang menyebutkannya hanya dalam hati saja sudah mampu membuat aku Nelangsa (he..he.. seperti lagu Ari Lasso..).. huuuu.. aku begitu ingin menyampaikannya…

Tapi sudahlah.. lebih baik “Nelangsa” karena tak menyampaikan satu kata.. dibandingkan “Nelangsa” karena menyampaikan satu kata.. 

Lebih baik aku pergi dan melupakan keinginan menyampaikan satu kata itu.. setidaknya aku tak perlu menambah satu alasan untuk bersedih... dan semoga waktu mengajarkan aku untuk menyadari kesalahanku... meski hanya kesalahan atas keinginanku untuk menyampaikan SATU KATA..